![]() |
Akal |
"Mengasihani diri sendiri,
berusaha membuat orang lain kasihan pada dirinya, adalah ciri-ciri manusia yang
sebenarnya patut dikasihani.
Tanpa disadari inilah mutasi dari
sifat egois yang menarik seseorang pada keterpurukan yang lebih dalam.
Seperti seekor keong, ia selalu
bersembunyi dalam cangkang ketika ada masalah. Ia tidak sanggup menghadapinya,
terlalu malu akan kondisi dirinya yang menuntut untuk diukur lebih oleh orang
lain.
Ia menjadi orang yang tidak
bertanggung-jawab terhadap apa yang pernah ia lakukan. Melempar kesalahan pada
situasi dan orang lain, adalah hal terbaik yang ia bisa lakukan. Alasan demi
alasan ia bangun sebagai benteng pertahanan untuk dirinya.
Adakah model yang lebih patut
dikasihani dari model manusia seperti itu ?"
Temanku bercerita panjang lebar.
Bukan, ia sebenarnya bukan
bercerita tentang seseorang. Ia mengoreksi dirinya sendiri yang pernah menjadi
seperti itu. Akalnya bekerja terus untuk memahami siapa sebenarnya dia dan
untuk apa ia ada di dunia.
"Pada akhirnya, masalah
bukannya selesai tetapi semakin membelit dan menutup jalan keluar. Angan-angannya
panjang. Ia menanti sesuatu yang sebenarnya tidak kunjung datang. Ah, kalau
rejeki besar ini kudapatkan, selesai semua masalah.
Pemikiran instan.. Satu tembok
alasan lagi terbangun di sekelilingnya. Semakin sulit ia keluar dari cangkang
berfikirnya.
Ia semakin tidak paham, bahwa
solusi dari sebuah masalah adalah hadapi, bukannya malah lari sembunyi. Semua
harus melewati proses. Dan proses demi proses itulah yang sebenarnya membuat
manusia menjadi lebih pintar.
Semua orang pernah mengalami
kebodohan. Tetapi orang yang lebih bodoh adalah mereka yang tidak pernah
menyadari kebodohannya.. "
Secangkir kopi di seruputnya
tandas. Sungguh beruntung dia, kataku dalam hati, Tuhan sudah membuka cara
pandangnya. Tidak semua orang bisa mendapatkan kenikmatan seperti itu. Tidak
semua orang.
Kunikmati kopiku yang tersisa.
Cuaca mendung, sebentar lagi turun hujan...
"Ketika Allah hendak
menghilangkan nikmat dari seorang hamba-Nya, yang pertama kali dihilangkan
adalah nikmat akalnya.." Imam Ali as