![]() |
Veronica Tan |
"Kenapa Ahok menolak banding ??"
Tanya beberapa teman mampir ditempatku. Aku tidak tahu,
tidak bisa menjawab bahkan tidak mau memperkirakannya. Biarlah itu menjadi
rahasia pribadinya dan keluarganya.
Ada hal yang sedang berubah terjadi di diri Ahok yang biasa
tampil percaya diri dan cenderung arogan. Ia kini bertransformasi menjadi
seorang flamboyan.
Ahok mungkin sedang bertapa dari hiruk pikuknya dunia. Ia
mungkin malah sudah menikmati kesunyian di dalam sel yang mengurung dirinya. Ia
sedang bertarung bahkan mengupas semua kulit nafsunya.
Mungkin juga ia ingin menahan diri untuk tidak menimbulkan
kembali hiruk pikuk di negeri ini. Ia tahu sekarang banyak orang sedang menaruh
moncong senapan di dahinya.
Dan jika ia banding, maka depan pengadilan akan terjadi adu
kekuatan massa yang bisa saja menjadi musibah untuk negeri yang ia cinta.
Mungkin juga ia sedang memberi jalan Jokowi untuk
menuntaskan kerjanya. Ia tidak ingin merepotkan sahabatnya yang bisa saja
melakukan langkah salah hanya untuk sekedar menyelamatkan dirinya.
Dan ia tahu - kesalahan sekecil apapun akan menjadi senjata
baru bagi musuh-musuhnya.
Jadi, biarlah...
Biarkan Ahok menemukan dirinya. Tidak usah menangisinya
karena apa yang terjadi, tetapi tangisilah hukum yang mati di negeri ini. Ahok
tidak ingin penegak hukum mendapat dosa yang lebih besar lagi hanya karena
menjatuhkan putusan berdasarkan ketidak-sukaan pribadi semata.
Apapun keputusannya, hanya dia, istrinya dan Tuhannya yang
tahu. Mereka bukan pasrah, hanya melawan dalam diam. Waktu yang akan berbicara
bahwa keadilan tidak didapat dari riuhnya seruan dijalan, tetapi juga dari
kusamnya dinding penjara yang menghormati segala gerik langkahnya..
Semua orang mempunyai cara untuk menemukan Tuhannya. Ada
yang melalui habisnya harta, ada yang dengan sakit parah dan menderita, ada
yang kehilangan sanak saudara.
Dan Ahok menikmati dengan duduk menyendiri di dalam penjara,
membaca kembali kitab suci yang ia yakini dan menemukan permata diri.
Pada akhirnya, ia akan jauh lebih kaya. Materi sudah tidak
menguasainya lagi. Jabatan sudah tidak mempengaruhinya lagi. Dunia sudah tidak
menemukannya lagi. Biarlah sejarah yang mencatat perjuangannya dan Tuhan yang
mencatat amalnya..
Begitu banyak faktor kenapa Ahok mencabut permohonan
bandingnya. Dan kita harus menghormati apapun keputusannya..
Ahok seperti secangkir kopi. Pahitnya apa yang ia alami
sesungguhnya adalah kenikmatan sejati bagi mereka yang sudah berada pada taraf
mengerti..
Seperti pahitnya peristiwa para Nabi. Seperti pahitnya hidup
para Imam. Seperti pahitnya cerita-cerita orang besar dahulu yang namanya terus
harum dan dikenang..
Hingga sekarang..
"Terkadang Allah mengambil segalanya dari seorang
manusia hanya supaya ia dapat mengenal Tuhannya.." Imam Ali as.