![]() |
Sumbu Pendek |
Saya bingung dengan pemikiran
kaum bumi datar masalah pemblokiran Telegram ini. Sederhana sebenarnya masalahnya.
Telegram sering dipake teroris
untuk berkomunikasi karena mereka lebih aman dan tidak bisa "diintip"
pihak ketiga dengan alasan apapun. Dan hasil penyelidikan dari teroris yang
ditangkap, mereka malah belajar membuat bom dari chatting di Telegram itu.
Dan pemerintah sudah meminta
klarifikasi kepada pemilik Telegram untuk "masuk" dan mengawasi semua
perbincangan disana terutama yang berkaitan dengan kegiatan terorisme. Tapi
tidak pernah dianggap dan dijawab oleh pemilik Telegram.
Akhirnya langkah terakhir, di
blokirlah Telegram sebagai peringatan. Ingat, sebagai PERINGATAN..
Ketika di blokir oleh pemerintah
RI. Telegram yang awalnya sok gak butuh, akhirnya panik juga.
Kenapa? Karena
pengguna Telegram di Indonesia banyak. Jadi kalau Telegram di blokir, yang rugi
siapa? Telegram atau pemerintah RI?
Jelas, Telegram merugi secara
bisnis..
Itulah yang dinamakan kedaulatan.
Siapapun yang bisnis di sini, harus ikuti peraturan di sini. Jangan sono yang
ngatur-ngatur..
Dan ancaman itu berlaku juga buat
Youtube, Facebook, Whatsapp dan semua media sosial lainnya. Pemerintah
menggertak dengan memblokir Telegram sebagai contoh buat yang lain, bahwa
negara ini jangan dibuat main-main.
Apakah media selain Telegram
pasti diblokir ?? Tentu tidak, asal mengikuti peraturan yang ada..
Telegram juga akan dibuka kembali
blokirnya jika mereka mematuhi peraturan pemerintah...
Gitu lho sonnnn.. Itu namanya
WIBAWA. Harus ditunjukkin, jangan cuman dibilang ngancem doang..
Masak gini aja gak tauuuuu?
Mangkanya, belajar paham itu penting,
sehingga gak mudah dibodohin. Belum apa2 sudah panik, terus caci maki..
Dasar otak cilok.. Bumbunya doang
pedes, gizinya nehiii..