![]() |
Imam Prasodjo dan Denny Siregar |
Tidak saya sangka akhirnya saya
sebangku juga dengan salah satu mentorku yaitu Imam Prasodjo. Dalam diskusi tentang menatap
Indonesia ke depan yang diadakan alumni tambang dari ITB itu, saya banyak
belajar dari beliau. Terutama karena saya selalu memandang masalah dari sisi
yang luas, sedangkan pak Imam dari sisi kedalaman.
Khas akademisi, beliau mempresentasikan
tentang sekat-sekat yang tumbuh baik sadar maupun tidak di Indonesia yang
plural ini. Dan sekat itu bahkan sampai ke perumahan, seperti di Karawaci ada
pembangunan perumahan khusus untuk yang beragama Islam.
Ketika beliau memutar kumpulan videonya
di daerah konflik di Ambon, Poso dan Halmahera, perasaan saya bercampur antara
ngeri sekaligus jijik. Betapa bangsa kita jika dibenturkan ternyata bisa
sesadis ISIS rupanya.
Imam Prasodjo bagi saya adalah
bagian dari sejarah, karena ia mengumpulkan perjalanan dirinya dalam sebuah
tayangan visual. Kisah seram yang bahkan tidak ingin lagi kita kenang.
Syukurlah saya sama beliau punya
pandangan yang sama tentang kebangsaan, bahwa negeri ini harus dijaga dengan
segala cara kebhinekaannya.
Hanya satu yang berbeda..
Saya dengar pak Imam tidak
memperkenankan siapapun yang merokok untuk datang ke rumahnya. Bahkan saat
lebaran, salah seorang keluarganya urung datang karena dia perokok berat. Kalau
begitu saya tidak akan berkunjung ke rumah pak Imam. Karena selain gak tahu
dimana rumahnya, juga karena saya adalah perokok pasif, maksudnya kalo ga dapat
hutangan ya pasif gak merokok. Rasanya secangkir kopi menarik untuk diseruput
siang ini sebelum melanjutkan perjalanan..