![]() |
Presiden Joko Widodo |
"Jokowi pasti kalah!"
Kata seorang teman yang katanya
Golput dengan penuh semangat. Dan dia bercerita tentang teori Firehose of
Falsehood yang dipakai oleh Trump yang membuat ia menang dari Hillary Clinton.
Ia juga bercerita panjang lebar tentang kekalahan Ahok dari Anies Baswedan di
Pilgub DKI Jakarta.
Aku mendengarkan teori-teorinya
dengan rasa malas. Ya, gimana lagi, namanya orang sedang semangat cerita
didengarkan aja. Membuat orang bahagia itu berpahala. Yang membuat kantukku
hilang adalah ketika gorengan tahu isi datang dengan cabai yang
puuedeeesss.... Ahh, sss. Uenak.
"Gimana pendapatmu??"
Tanyanya sambil senyum-senyum menang. Dia melirik tahu isiku yang tinggal satu
dengan mata lapar.
Aku tersenyum sambil mengunyah
dengan enaknya.
"Pertama ya, sebenarnya
Trump itu kalah dari Clinton kalau ikut model Pemilu Indonesia. Jangan salah.
Clinton menang dengan selisih 2 juta suara dari Trump. Tapi karena model Pemilu
di Amerika berbeda dengan Indonesia, ya Trump yang menang.
Kedua, Ahok itu, kalau Pilgub DKI
hanya satu putaran, ya dia menang. Suara dia 43 persen, sedangkan Anies-Sandi
cuma 39 persen. Tapi karena ada putaran kedua, Ahok jadi kalah karena
pemilihnya sudah malas mencoblos. Angka partisipasi rendah. Inilah yang
dimanfaatkan Anies-Sandi.
Jadi memastikan Jokowi kalah
hanya karena melihat Pemilu Amerika dan Pilgub DKI, jelas tidak benar. Sampai
sekarang posisi survei Jokowi masih ada di 53 persenan, sedangkan Prabowo hanya
34 persenan. Itu sudah pemilih hardcore, tidak mungkin berubah pilihan..
Ada memang yang belum menunjukkan
dukungan sekitar 15-20 persen. Tapi gak mungkin semua ke Prabowo seandainya
mereka memilih, bisa 50:50. Kalau itu terjadi, ya Prabowo yang kalah."
Kusambar saja tahu isi yang sisa
satu itu. Dia mendelik dan dalam hatinya berteriak kencang, "aku trus
makan apaaaaa?"
Kukunyah dengan enak tahu isi
itu, sambil melanjutkan.
"Jokowi bisa saja kalah,
jika pemilu diulang. Memang itu yang sedang dilakukan pihak oposisi, membangun
ketidakpercayaan terhadap penyelenggara pemilu, mungkin saja sedang merencanakan
chaos, dengan tujuan pemilu diulang sehingga harapan mereka besar untuk menang.
Tapi tenang aja, banyak orang
seperti saya yang menjaga demokrasi ini supaya berjalan sesuai aturan. Tidak
akan ada celah siapa pun untuk mengacaukan pilpres ini. Tidak juga kamu, yang
sok golput, tapi malah sibuk menyerang Jokowi mulu."
Wajahnya langsung tidak enak
karena diskak di tempat. Kutinggalkan dia bengong sendirian.
"Loh, ini siapa yang
bayar???" Teriaknya.
Akupun menghilang di kegelapan
malam. Meninggalkan secangkir kopi dan sejumput utang. Kulihat dari kejauhan
temanku ditagih ibu warung dengan wajah seram. Kapokmu kapan.
Tagar.Id